Pada Jum’at (03-Feb-2017) bertempat di RM Parangtritis, dilaksanakan Pertemuan Diskusi tematik bidang pendidikan dengan tema : Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan di Kabupaten Bantul. Diskusi ini dilakukan dengan agenda untuk mendapatkan masukan peserta terkait perencanaan program/kegiatan inovatif dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di Kabupaten Bantul. Acara ini dihadiri oleh beberapa perwakilan dari berbagai perwakilan pemangku kepentingan pendidikan, yang meliputi, OPD terkait, Kepala sekolah TK/SD/SMP, Pengawas Sekolah TK/SD/SMP, Dewan Pendidikan, Komite Sekolah, UPT PPD, yayasan penyelenggara pendidikan, camat, dan lurah.
Pada pertemuan tersebut dibahas tentang kondisi pendidikan di Kabupaten Bantul. Secara umum beberapa indikator pelayanan pendidikan dasar sudah dapat tercapai dengan baik. Mujahid Amrudin, SIP selaku Kabid Pemerintahan Sosial dan Budaya mengingatkan tentang pentingnya peran lintas sektor untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam rangka mempertahankan dan sekaligus meningkatkan capaian indikator kinerja bidang pendidikan yang telah tertuang dalam dokumen perencanaan RPJMD 2016-2021. Hal ini penting untuk dilakukan bersama dalam rangka mewujudkan visi Kepala Daerah terpilih untuk mewujudkan Masyarakat Bantul yang Sehat, Cerdas, dan Sejahtera berlandaskan Nilai-Nilai Keagamaan, Kemanusiaan, dan Kebangsaan, dalam wadah NKRI.
Dalam paparannya Joko Priyana, Ph.D dari Universitas Negeri Yogyakarta sebagai pemateri menyampaikan apresiasinya karena urusan pendidikan dijadikan prioritas pembangunan di Kabupaten Bantul, sekaligus mengapresiasi Pemkab Bantul telah melakukan banyak hal pada sektor ini. Kondisi yang ada saat ini, secara umum banyak pengajar di Indonesia masih menggunakan pendekatan konvensional yang sebaiknya sudah ditinggalkan. Model pembelajaran menarik, prioritas pada proses, dan mendorong kreatifitas siswa jauh lebih baik dapat diterapkan. Bukti empiris menunjukkan bahwa bahwa beberapa sejarah negara tetangga Indonesia dahulu lebih terbelakang dari Indonesia, kini telah lebih baik karena lebih dahulu mengaplikasi proses tersebut. Di dalam penjelasannya Joko Priyana, Ph.D. menyebutkan setidaknya ada tujuh langkah yang dapat ditempuh dalam memperbaiki mutu pendidikan khususnya di Bantul yakni Konstruk dan pahami paradigma pendidikan yang sesuai untuk era ini yang diyakini oleh semua pemangku kepentingan; Fasilitasi guru memperoleh kompetensi guru abad 21 (IT literacy, knowledge deepening, knowledge creating); Bekali peserta didik dengan kecakapan belajar abad 21 (IT literacy dan independent learning skills); Penuhi dan manfaatkan sarpras secara optimal dan inovatif/kreatif; Libatkan orangtua siswa dan masyarakat (termasuk dunia usaha dan industri) secara proporsional; Lakukan penjaminan mutu pendidikan abad 21; serta Lakukan penilaian pendidikan sesuai dengan tujuan dan proses pembelajaran abad 21.
Di akhir acara terdapat beberapa masukan dari peserta diskusi, terkait kondisi yang ada saat ini dan masukan perbaikannya.. Beberapa masukan yang ada akan dirumuskan lebih lanjut hingga dukungan perencanaan dan penganggarannya oleh Pemerintah Kabupaten Bantul dalam upaya perluasan akses dan peningkatan kualitas pendidikan di Kabupaten Bantul. Untuk mewujudkan hal ini tidak saja menuntut peran tunggal pemerintah tetapi juga memerlukan dukungan berbagai pihak baik masyarakat, akademisi, maupun pelaku dunia usaha dan dunia industry. (redmy)