Ekspose Hasil Penyusunan RAD Kependudukan Kabupaten Bantul diselenggarakan pada hari kamis, 21 juni 2019 di Gedung Bank Bantul Kabupaten Bantul Yogyakarta. Kepala Bappeda Kabupaten Bantul yang diwakili oleh Sektretaris Bappeda Kabupaten Bantul membuka sekaligus memberi sambutan dan pengarahan terkait acara ekspose hasil penyusunan RAD Kependudukan Kabupaten Bantul tahun 2019. Acara tersebut menghadirkan dua narasumber yaitu Witriastuti Susani Anggraeni, SE, MM dari Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional DIY dan Eddy Kiswanto, S.Si., M.Si sebagai tenaga ahli dari PSKK UGM. Dalam paparannya, dikatakan bahwa Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke-4 di dunia. Dampak positifnya dari jumlah penduduk yang banyak adalah penyediaan tenaga kerja yang melimpah, potensi pemasaran produk dan pertahanan negara. Sedangkan dampak negatifnya adalah menimbulkan kerawanan sosial, berkurangnya daya dukung lingkungan, pendidikan rendah, dan lapangan pekerjaan yg terbatas. Indeks Pemangunan Manusia (IPM) di Bantul menunjukkan perkembangan yang positif, terjadi peningkatan IPM sebesar 0.32 persen dari 78,42 ditahun 2016 menjadi 78,67 persen ditahun 2017 dengan kategori tinggi (70 ≤ IPM < 80). Harapannya pembangunan yang dilaksanakan di Kabupaten Bantul memberikan dampak positif terutama pada peningkatan kesejahteraan dan kualitas penduduk Kabupaten Bantul. Kabupaten Bantul untuk angka harapan hidup mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, selama lima tahun terakhir dari 2013-2017 sebesar 0,46 persen yaitu 73,56 pada tahun 2017 dan 73,22 tahun 2013. Angka rata-rata lama sekolah di Kabupaten Bantul dalam kurun lima tahun terakhir mengalami peningkatan, tercatat pada tahun 2013 sebesar 8,73 menjadi 9,20 ditahun 2017 atau kenaikan sebesar 5,5 persen dengan jenjang sekolah SMP, tantangan bagi Kabupaten Bantul untuk meningkatkan rata-rata lama sekolah sampai dengan jenjang SMA. Sedangkan angka harapan lama sekolah Kabupaten Bantul tahun 2017 adalah 14,74.
Indonesia diprediksi akan mendapat bonus demografi pada tahun 2020-2030. Agar dapat menikmati bonus demografi, kualitas SDM sekarang menjadi penentunya. Pemuda akan menjadi pelaku utama pembangunan dan merupakan potensi yang harus dipersiapkan utk menghadapi Bonus Demografi, persiapan yang perlu dilakukan pemerintah : a).Peningkatan pendidikan (pengetahuan dan keterampilan), b).Perlindungan thd kekerasan, diskriminasi dan eksploitasi, c).Jaminan kesehatan mental dan fisik (termasuk informasi dan konseling kespro remaja), d).Penyediaan ruang publik sbg wadah ekspresi diri. Tantangan dan peluang orang Muda adalah angka putus sekolah masih tinggi, pekerja anak (usia < 15 th) jumlahnya semakin meningkat, drop out sekolah dan pengangguran muda meningkat, pernikahan usia muda < 15 th masih banyak terjadi khususnya di pedesaan, hubungan seksual pranikah dan rokok dan penyalahgunaan narkoba.
Peningkatan kualitas sumberdaya manusia di Kabupaten Bantul juga dihadapkan pada tantangan yang tidak ringan. Penduduk miskin di Kabupaten Bantul masih besar yakni 13,43 persen lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat kemiskinan se-DIY yaitu 12,13 persen. Dari sisi lain, meskipun angka kemiskinan tinggi namun Indeks Pembangunan Manusia menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Berbagai macam program yang telah dilakukan oleh Pemerintah kabupaten Bantul secara langsung berpengaruh terhadap terhadap daya saing penduduknya. Hal itu antara lain dapat dilihat dari beberapa aspek sebagai berikut: a)penurunan fertilitas dan peningkatan prevalensi KB, b)peningkatan kualitas pendidikan, c)penurunan angka kematian ibu dan anak, d)penurunan angka kemiskinan, e)kualitas sumberdaya manusia.